Rabu, 10 Maret 2010

Penyakit Alzheimer (Tulisan bebas Bahasa Indonesia)


Penyakit Alzheimer
Alzheimer atau kepikunan merupakan sejenis penyakit penurunan fungsi saraf otak yang kompleks dan progresif yang di sebabkan karena berkurangnya gizi di otak[1]. Penyakit Alzheimer bukannya sejenis penyakit menular. Penyakit Alzheimer adalah keadaan di mana daya ingatan seseorang merosot dengan parahnya sehingga pengidapnya tidak mampu mengurus diri sendiri. Penyakit Alzheimer bukannya 'kekanak-kanakan karena usia tua' yang sekadar suatu proses penuaan. Sebaliknya, adalah sejenis masalah kesehatan yang amat menyiksa dan perlu diberikan perhatian.

Alzheimer digolongkan ke dalam salah satu dari jenis nyanyuk (dementia) yang dicirikan dengan melemahnya percakapan, kewarasan, ingatan, pertimbangan, perubahan kepribadian dan tingkah laku yang tidak terkendali. Keadaan ini amat membebani bukan saja kepada pengidapnya, malah anggota keluarga yang menjaga. Penyakit Alzheimer yang menurunkan fungsi memori ini juga menjejaskan fungsi intelektual dan sosial penghidapnya. Biasanya, anggota keluarga hanya datang membawa orang yang sakit berjumpa dokter apabila mereka sudah tidak tahan dengan gejala orang yang sakit.

Hingga kini, sumber sebenarnya penyakit ini tidak diketahui. Tetapi, ia bukanlah disebabkan penuaan. Bagaimanapun, ilmuwan berpendapat, ia dikaitkan dengan pembentukan dan perubahan pada sel-sel saraf yang normal menjadi serat.

Resiko untuk mengidap Alzheimer, penyakit yang sinonim dengan orang tua ini, meningkat seiring dengan pertambahan usia. "Bermula pada usia 65 tahun, seseorang mempunyai risiko lima persen mengidap penyakit ini dan risiko ini meningkat dua kali lipat setiap lima tahun," kata Ahli Psikogeriatrik, Kantor Pengobatan Psikologi, Fakultas Pusat Pengobatan Universitas Malaya (PPUM), Dr. Esther Ebeenezer.

Menurut Esther, sekalipun penyakit ini dikaitkan dengan orang tua, namun sejarah membuktikan bahawa pesakit pertama yang dikenal pasti menghidap penyakit ini ialah wanita dalam usia awal 50-an.

Jus Apel Tunda Serangan Alzheimer

MINUM jus apel tidak hanya menyegarkan dan menyehatkan. Konsumsi jus yang satu itu juga menunda gangguan yang terkait dengan penurunan kognitif. Termasuk beberapa kasus Alzheimer. Demikian hasil sebuah studi atas hewan coba tikus yang dipublikasikan Journal of Alzheimer's Disease bulan ini.

Thomas B. Shea PhD dari Pusat Seluler Neurobiologi Penelitian Neurodegeneration Universitas Massachusetts bersama tim melakukan penelitian atas tikus. Hasilnya, minum jus apel membantu tikus berperilaku lebih tenang saat berada di dalam sangkar. Manfaat lainnya adalah mencegah penurunan kinerja dibandingkan tikus lain berusia sama yang tak minum jus apel.

Dalam studi itu, setiap tikus diberi setara dua gelas jus apel yang diminum manusia sehari sekali selama sebulan. Hasilnya, pembentukan fragmen protein bernama ''beta-amyloid'' menurun. Padahal, bahan tersebut berperan atas pembentukan plak pikun yang biasanya ditemukan pada otak pengidap penyakit Alzheimer. Menurut Shea, hal itu membuktikan hubungan antara nutrisi dan faktor risiko genetik. Terutama berkaitan dengan proses degenerasi.

sumber; www.kaskus.us
www..wikipedia.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar