Selasa, 29 Desember 2009

MOTIVASI KONSUMEN

MOTIVASI KONSUMEN

Dengan seiringnya zaman dan teknologi yang semakin maju dan berkembang pesat terhadap masyarakat sekitar membuat kita berlomba-lomba mengikuti zaman tersebut,atau yang biasa disebut dengan trand atau gaya hidup. Pola kehidupan masyarakat kian berubah dengan pekembangan zaman sekarang ini. Perubahan tersebut dapat kita rasakan sedemikian pesatnya tetapi ada pula yang tidak dapat mengikuti perkembangan tersebut dikarenakan tidak adanya motivasi dari konsumen itu sendiri terhadap perkembangan yang ada. Kita sendiri dapat melihat beberapa contoh, misalkan saja produk handphone,dulu handphone merupakan salah satu produk yang sangat jarang bahkan hanya orang-orang tertentu saja yang dapat memilikinya, tetapi sekarang handphone tidak lagi menjadi barang yang langka bahkan hanya dengan uang tiga ratus ribi rupiah saja kita dapat memilikinya. Tak hanya handphone, bahkan dulu laptop menjadi suatu barang yang langka, bukan hanya langka bahkan laptop juga tembilang barang elektonik yang mahal dan mungkin jarang sekali orang memakainya sedangkan sekarang laptop menjadi suatu kebutuhan oleh para berbagai kalangan sampai ke mahasiswa, mahasiswa itu sendiri yang menjadikan laptop sebagai kebutuhan dalam proses melakukan pembelajaran. Motivasi merupakan tenaga penggerak dalam diri individu yang mendorong mereka untuk bertindak. Tenaga penggerak ini ditimbulkan oleh tekanan keadaan tertekan yang tidak menyenangkan yang muncul sebagai akibat dari kebutuhan yang tidak terpenuhi.
Semua individu mempunyai kebutuhan, hasrat, dan keinginan. Dorongan bawah sadar individu untuk mengurangi tekanan yang ditimbulkan oleh kebutuhan menghasilkan perilaku yang diharapkannya akan memenuhi kebutuhan sehingga akan menimbulkan keadaan yang lebih menyenangkan dalam dirinya.

REFERENSI dari berbagai sumber.

GAYA HIDUP KONSUMEN

GAYA HIDUP KONSUMEN

Gaya hidup pada dasarnya adalah suatu perilaku yang mencerminkan masalah apa yang sebenarnya yang ada di dalam alam pikir pelanggan yang cenderung berbaur dengan berbagai hal yang terkait dengan masalah emosi dan psikologis konsumen. Menurut Well dan Tigert perilaku konsumen dapat diamati atau diukur dengan sistem AIO (Activities, Interest and Opinion) dalam pengertian: 1). Bagaimanakah mereka mempergunakan waktu dalam kehidupan sehari-hari, 2). Apa saja yang menjadi minat atau apa saja yang ada disekeliling mereka yang dianggap penting dalam kehidupan dan berinteraksi sosial, 3). Bagaimana pendapat atau opini memandang diri sendiri dan terhadap dunia di sekekitar mereka, 4). Karakteristik dasar kelompok konsumen tersebut umumnya dapat didasarkan pada wilayah geografis. Keempat hal tersebut di atas dapat memberikan gambaran gaya hidup secara komprehensif pada suatu kelompok kosumen.
Pendapat ini juga tampak sejalan dengan Plummer yang menekankan kepada 3 (tiga) hal penting yang dapat dipergunakan untuk mengevaluasi gaya hidup konsumen sehari-hari, yaitu: apa yang mereka rasakan, bagaimana sikap dan opini mereka terhadap berbagai fakta kehidupan. Katakan di sini sebagai contoh bagaimana produk mie instan yang saat ini sangat dikenal luas.
Gaya hidup secara luas dapat didefinisikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan oleh
bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam
lingkungannya (minat), dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia sekitarnya
(opini). Dengan memahami gaya hidup konsumen, berarti pemasar dapat mengembangkan produk sesuai
dengan tuntutan gaya hidup mereka.
Dengan demikian mengenali dan memahami gaya hidup konsumen akan memberikan pertimbangan dalam keputusan strategi pemasaran yang dianggap paling tepat, termasuk merancang produk untuk memenuhi kebutuhan kelompok konsumen tertentu. Pendekatan gaya hidup cenderung mengklasifikasikan konsumen berdasarkan variabel-variabel Activity, Interest, Opinion, yaitu aktivitas, interes (minat), dan opini (pandangan-pandangan). Menurut Setiadi sikap tertentu yang dimiliki konsumen terhadap suatu objek tertentu bisa mencerminkan gaya hidupnya. Gaya hidup seseorang bisa juga dilihat dari apa yang disenangi, ataupun pendapatnya mengenai objek tertentu.

Gaya hidup hanyalah salah satu cara mengelompokkan konsumen secara psikografis. Gaya hidup pada prinsipnya adalah bagaimana seseorang menghabiskan waktu dan uangnya. Ada orang yang senang mencari hiburan bersama kawan-kawannya, ada yang senang menyendiri, ada yang bepergian bersama keluarga, berbelanja, melakukan aktivitas yang dinamis, dan ada pula yang memiliki dan waktu luang dan uang berlebih untuk kegiatan sosial-keagamaan. Kasali menyatakan bahwa gaya hidup mempengaruhi perilaku seseorang, dan akhirnya menentukan pilihan-pilihan konsumsi seseorang

SUMBER:

Dr.Dr. A. Sonny Nursutan Hotama., CPM (AP).
Vice President, Program. Indonesia Marketing Association - Pusat.
Surabaya post.co.id
pemerintah kabupaten Pasaman
Analisis hubungan gaya hidup konsumen dengan preferensi atribut Toko Ritel
Marisa Amelia

GEODEMOGRAFIS

PENGERTIAN GEODEMOGRAFI
Kata geodemografis adalah gabungan dari kata geografi dan demografi, yang secara
indah mendeskripsikan targeting dalam bentuk ini. Dasar pemikiran yang menjadi
landasan geodemographic targeting adalah bahwa orang-orang yang menetap di area yang sama, misalnya bertetangga atau dalam satu zona kode area, juga memiliki persamaan dalam demografi dan gaya hidup. Sehingga, dengan mengetahui di mana orang-orang menetap dapat diperoleh informasi mengenai marketplace behavior mereka secara umum.
Geodemografi merupakan sebuah kombinasi dari karakteristik demografis dan gaya hidup konsumen dalam cluster geografis. Perusahaan riset pemasaran telah mengembangkan sistem klasifikasi, atau clustering yang mengidentifikasi segmen-segmen geodemografis yang berbeda. Beberapa perusahaan mengembangkan layanan yang menghilangkan batas area geografis ke dalam common group, atau cluster, di mana terdapat orang-orang dengan karakteristik demografis serta gaya hidup yangsama.

PENGELOMPOKAN GEODEMOGRAFI
Pada tahun-tahun belakangan ini ukuran kelas sosial tradisional telah diperbaiki oleh hunbungan antara data geografis dan sosial ekonomi konsumen guna menciptakan pengelompokan geodemografi yang lebih kuat. Dasar pemikiran yang melandasi ini adalah “orang yang memiliki persamaan dalam suatu hal biasanya berkumpul bersama-sama
Jadi dapat disimpulkan bahwa geodemografi adalah sebuah kombinasi karakteristik demografi dan gaya hidup konsumen .

sumber dari:

Terence A. Shimp, Periklanan Promosi dan Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Penerbit Erlangga, Jakarta 2003.

Periklanan Promosi : Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu Jilid I, Erlangga, Jakarta.bab 4, bab 5, bab 6

Sabtu, 26 Desember 2009

TUGAS METODE RISET

JURNAL 4

Analisis pengaruh dimensi kepuasan kerja terhadap komitmen organisasional dengan persepsi
kepuasan upah yang diterima karyawan sebagi moderator

Penulis :Idradi Yatna Gunardi

Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui analisis pengaruh dimensi-dimensi kepuasan kerja terhadap
komitmen organisasional, dengan persepsi kepuasan upah yang diterima karyawan sebagai moderator. Data
dikumpulkan dari 200 karyawan di PT Sawah Karunia Agung Tekstile, Karanganyar Surakarta, dengan
menggunakan metode pengambilan sampel simple random sampling. Untuk mengukur pengaruh
dimensi-dimensi kepuasan kerja, para karyawan diminta untuk merespon pertanyaan yang berasal dari The
Minnesota Satisfaction Questionnaire (MSQ) yang dikembangkan oleh Moorman (1993) dalam Journal of
Human Relations. Dengan 11 pertanyaan untuk dimensi instrinsik kepuasan kerja (11 items, a = 0.6773), dan
9 pertanyaan untuk dimensi ekstrinsik kepuasan kerja (9 items, a = 0.6628). Selain itu para karyawan diminta
untuk merespon pertanyaan yang berasal dari Organizational Commitment Questionnaire (OCQ) dalam buku
Organizational Behavior (15 items, a = 0.6915). Sedangkan untuk persepsi kepuasan upah para karyawan
diminta untuk merespon yang berasal dari Pay Satisfaction Questionnaire (PSQ) yang dikembangkan oleh
Judge & Welbourne (1994) dalam Journal of Applied Psychology (18 items, a = 0.9339). Analisis regresi
hierarki berganda dengan pemoderat digunakan dalam menguji pengaruh dimensi-dimensi instrinsik
kepuasan kerja, dimensi-dimensi ekstrinsik kepuasan kerja, serta persepsi kepuasan upah terhadap
komitmen organisasional. Hasil penelitian dengan menggunakan 200 responden, menunjukkan hasil sebagai
berikut : (1) Dimensi-dimensi instrinsik kepuasan kerja berpengaruh terhadap komitmen organisasional; (2)
Dimensi-dimensi ekstrinsik kepuasan kerja berpengaruh terhadap komitmen organisasional; (3) Persepsi
kepuasan upah yang diterima karyawan tidak memperkuat pengaruh dimensi-dimensi intrinsik kepuasan
kerja terhadap komitmen organisasional; dan (4) Persepsi kepuasan upah yang diterima karyawan tidak
memperkuat pengaruh dimensi-dimensi ekstrinsik kepuasan kerja terhadap komitmen organisasional. Kata
kunci : Dimensi Intrinsik Kepuasan Kerja, Dimensi Ekstrinsik Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasional dan
Persepsi Kepuasan Upah.

Selasa, 22 Desember 2009

TUGAS METODE RISET

JURNAL 3

Analisis laporan keuangan pada PT. Budi Acid Jaya Tbk periode 1997-2001

Oleh : Erni Widyastuti


PT Budi Acid Jaya Tbk adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri kimia yang kegiatan
usahanya meliputi pembuatan dan perdagangan asam sitrat, tepung tapioka, dan asam sulfat. Dalam
melaksanakan kegiatan operasi diperlukan efesiensi dan efektivitas didalam mengunakan keseluruhan dana
dan aktiva perusahaan sehingga diharapkan dapat tercapai tujuan perusahaan yaitu menjaga kalangsungan
perusahaan. Dalam mencapai tujuan tersebut maka diperlukan suatu analisis laporan keuanngan untuk
mengevaluasi proses keuangan dan hasil yang telah dicapai perusahaan pada masa lalu dan masa sekarang
serta menentukan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi serta kinerja perusahaan di masa yang
akan datang.

Dalam melakukan analisis terhadap laporan keuangan pada PT Budi Acid Jaya Tbk penulis mengunakan
analisis ratio baik secara vertikal maupun horizontal secara komperehensif terhadap data laporan keuangan
yaitu neraca, laporan rugi laba, dan laporan arus kas selama lima periode.

Setelah penulis menganalisa laporan keuangan perusahaan maka penulis menyimpulkan bahwa perusahaan
dalam keadaan likuid, dilihat dari solvabilitas perusahaan dalam keadaan solvabel, walaupun perusahaan
tidak mampu membayar utang – utangnya dengan kas dan membiayai aktiva serta utang jangka panjang
dengan modal sendiri namun secara keseluruhan total kekayaan dan modal perusahaan lebih besar
dibandingkan dengan keseluruhan utang yang dimiliki perusahaan sehingga apabila dilikuidasi perusahaan
mampu membayar utang–utangnya dengan keseluruhan aktiva perusahaan. Dilihat dari tingkat profitabilitas,
perusahaan dalam keadaan unrendable ini disebabkan karena perusahaan harus menaggung biaya operasi
dan biaya perluasan aktiva tetap yang sangat besar.

Dengan adanya kelemahan tersebut penulis memberikan saran agar perusahaan dapat meningkatkan
kinerja perusahaan dimasa yang akan datang yaitu dengan mengurangi expansi aktiva dengan menjual
sebagian aktiva tetap yang kemudian dapat digunakan untuk mengurangi utang perusahaan, menambah
modal sendiri dengan mengeluarkan saham – saham baru, meningkatkan penjualan dengan memberikan
diskon kepada pelanggan yang membeli dalam jumlah besar atau dengan menambah jam operasi dan
kapasitas mesin sehingga tanpa harus membeli mesin baru.

TUGAS METODE RISET

JURNAL 2

Judul
Personal and professional leadership in a government agency

Penulis Erik R. Eddy
Steven J. Lorenzet
Angelo Mastrangelo

Journal Leadership & Organization
Development Journal
Vol. 29 No. 5, 2008
pp. 412-426
q Emerald Group Publishing Limited
0143-7739
DOI 10.1108/01437730810887021

Masalah Penelitian
pendahuluan Keunikan perilaku kepemimpinan yang sudah menjadi sejarah penelitian.sebagai pemimpin yang baik harus menjalankan terminologi yang baik pula seperti fokus pada pekerjaan dan fokus terhadap karyawan.

Tujuan Penelitian Untuk memperbaiki penelitian sebelumnya dengan judul yang sama
Untuk mengetahui hubungan kepemimpinan pribadi dalam kepemimpinan yang profesional dan kesiapan organisasi, dengan melihat model kepemimpinan : kepuasan kerja dan komitmen berorganisasi.

Variable penelitian • Kepemimpinan professional
• Kepemimpinan pribadi
• Hubungan antara profesionalitas dan kepemimpinan pribadi















Definisi Operasonal dan pengukuran • Kepemimpinan professional
Adalah pemimpi yang membuat visi dan misi organisasi, membuat bagaimana agar perusahaan mencapai tujuannya dengan mengatur proses dan prosedur/ tata cara, kayawan dan infrastrktur, untuk mencapai tujuan oranisasi.
• Kepemimpinan pribadi
Dapat dikatakan sebagai perilaku pemimpin dalam menunjukkan tanggung jawabnya terhadap kepemimpinan yang professional.
• Hubungan antara profesionalitas dan kepemimpinan pribadi
Mengharuskan para manajer untuk memusatkan perhatian terhadap dua faktor ini, supaya dapat diketahui di masa yang akan dating bagaimana kedua faktor ini saling berkaitan antara yang satu dengan yang lain.

Metodologi Penelitian Survey : Untuk mengetahui bagamana persepsi para karyawan tentang variable yang akan diteliti.
Obyek penelitian : sebanyak 182 orang karyawan di kantor pemerintahan di Kota New York



Model Penelitian




















Hipotesis H1a, H1b, H1c.Kepemimpinan yang profesonal (memberikan arahan dan koordinasi yang baik) akan memberikan hubungan yang positif terhadap kesiapan organisasi (H1a), kepuasan kerja (H1b), dan komitmen organisasi (H1c)

H2a, H2b, H2c. Kepemimpinan pribadi ( memperlihatkan keahlian, kepercayaan, kepedulian,, kebersaaan, dan moral) akan memberikan hubungan yang positif terhadap kesiapan organisasi (H2a), kepuasan kerja (H2b), dan komitmen organisasi (H2c).

H3a, H3b, H3c. kepemimpinan pribadi akan menjadi penghubung antara kepemimpinan professional dan kesiapan berorgaisasi (H3a).Penghubung yang sama ini juga memberikan pengaruh terhadap kepuasan kerja (H3b), dan komitmen organisasi (H3c).



Hasil Penelitian H1a-1c menunjukkan adanya hubungan kepemimpinan yang professional terhadap kesiapan berorganisasi, kepuasan kerja, dan komitmen organisasi.

H2a-H2c menunjukkan adanya hubungan kepemimpinan pribadi terhadap kesiapan organisasi, kepuasan kerja, dan komitmen berorganisasi.

H3a-H3c kepemimpinan pribadi menjadi penghubung antara kepemimpinan professional dan kesiapan berorganisasi dan hubungan tersebut juga memberika pengaruh terhadap faktor lain seperti kepuasan kerja, da komitmen oerganisasi.


Kesimpulan Kepemimpinan professional adalah bagian dari kepemimpinan yang termasuk mengarahkan, peruses, dan koordinasi terhadap anggota organisasi / karyawan agar dapat mencapai tujuan organisasi / perusahaan.


Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini menggunakan teknik yang umum / biasa dipakai dalam penelitian yang lain (seperti survey) dan memiliki beberapa keterbatasan seperti, yang pertama adalah prediksi da ata didapat dari responden yang sama, yang kedua semua perhitungan kami dikumpulkan melalui survey.

TUGAS METODE RISET

JURNAL 1

Judul
Internet marketing research: opportunities and problems


Penulis Olivier Furner
D. Sudharsan

Journal Qualitative Market Research: An International Journal
Volume 4 - Number 3- 2001
pp. 123-129
MCB University Press-
ISSN 1352-2752

Masalah Penelitian
pendahuluan Dalam paper ini kita diperkenalkan pada suatu metode yaitu penggunaan Internet sebagai alat dalam riset pemasaran. Metode ini relatif baru dan para peneliti dalam bidang pemasaran perlu untuk mengetahui mengenai penggunaan metode ini.

Tujuan Penelitian Tujuan paper ini adalah untuk mengembangkan suatu kerangka pemikiran untuk membantu para peneliti mengidentifikasi keunggulan potensial dan kekurangan berhubungan dengan penggunaan Internet dalam riset pemasaran yang mereka lakukan.

Variable penelitian • Credit Rating Categories
• Clients
• Credit Risk Categories
• Loan and Interest Rates








Definisi Operasonal dan pengukuran • Credit Rating Categories
Adalah nilai kelayakan kredit di mana klien dikategorikan untuk suatu nilai kelayakan kredit Credit Rating Category ( CRC) i¼ 1; :::; N berkisar antara resiko rendah ( i¼ 1) ke resiko tinggi ( i¼ N) sebagian tergantung pada perkiraan dari suatu klien. kemungkinan kesalahan Probability of Default (PD).
• Clients
Adalah nasabah yang ingin mengajukan kredit
• Credit Risk Categories
Kategori resiko kredit dimana credit dikategorikan berdasakan kemungknan kredit tersebut memiliki resiko.
• Loan and Interest Rates
Tingkat pinjaman dan Suku bunga Pinjaman


Metodologi Penelitian Pengumpulan data : Manajemen resiko kredit menggunakan klien kedalam Kategori Resiko Kredit dengan kemungkinan kelalaian yang diperkirakan untuk masing-masing kategori. Karena kemungkinan kelalaian merupakan subjek pada ketidak-pastian dimana estimasi kerugian yang diperkirakan memberikan kelalaian pada suatu loan-book dapat menjadi subjek ketidak-pastian yang signifikan. Teori keputusan Info-Gap diperlukan untuk membuat loan-book portofolio yang optimal karena sempurna melawan ketidak-pastian.

Obyek penelitian : Manajemen resiko kredit menggunakan klien kedalam Kategori Resiko Kredit dengan kemungkinan kelalaian yang diperkirakan untuk masing-masing kategori












Model Penelitian




















Hipotesis
Dalam banyak kasus penilaian model parameter didasarkan pada ketidak-pastian, tidak dapat dibuktikan dalam beberapa hal, kehilangan data dsb. Sebagai hasil model perkiraan kemungkinan kelalaian juga tunduk kepada signifikansi ketidak-pastian tanpa atau dibentuk distribusi statistic. Dengan menggunakan metode Info-Gap Modelling maka diharapkan dapat menjawab semua kebuntuan ketidakpastian.










Hasil Penelitian Dengan perlakuan sejumlah pinjaman dalam CRCs sebagai variabel keputusan, optimalisasi dengan menggunakan variabel ini dapat memberikan pinjaman portfolio optimal yang memuaskan dan ini semua mencukupi target kebutuhan seperti yang diharapkan dari total kelalaian, dan peroleha laba menjadi lebih besar dari beberapa yang ditetapkan dalam total nilai buku pinjaman.

Implikasi
Manajerial
Suatu alat analisa manajemen tambahan untuk menerapkan information-gap modeling ke risiko kredit telah disajikan.

Keterbatasan Penelitian
Dalam ini hanya kelalaian atas spesifikikasi batasan waktu yang telah dipertimbangkan. Bagaimanapun, persyaratan performance menyatakan dalam kaitananya dengan kelalaian dan keuntungan atas berbagai batasan waktu yang mempertimbangkan transisi klien antara risiko kredit kategori dari waktu ke waktu dapat juga disatukan ke dalam suatu analisis info-gap.

TUGAS METODE RISET

Judul
Internet marketing research: opportunities and problems


Penulis Olivier Furner
D. Sudharsan

Journal Qualitative Market Research: An International Journal
Volume 4 - Number 3- 2001
pp. 123-129
MCB University Press-
ISSN 1352-2752

Masalah Penelitian
pendahuluan Dalam paper ini kita diperkenalkan pada suatu metode yaitu penggunaan Internet sebagai alat dalam riset pemasaran. Metode ini relatif baru dan para peneliti dalam bidang pemasaran perlu untuk mengetahui mengenai penggunaan metode ini.

Tujuan Penelitian Tujuan paper ini adalah untuk mengembangkan suatu kerangka pemikiran untuk membantu para peneliti mengidentifikasi keunggulan potensial dan kekurangan berhubungan dengan penggunaan Internet dalam riset pemasaran yang mereka lakukan.

Variable penelitian • Credit Rating Categories
• Clients
• Credit Risk Categories
• Loan and Interest Rates








Definisi Operasonal dan pengukuran • Credit Rating Categories
Adalah nilai kelayakan kredit di mana klien dikategorikan untuk suatu nilai kelayakan kredit Credit Rating Category ( CRC) i¼ 1; :::; N berkisar antara resiko rendah ( i¼ 1) ke resiko tinggi ( i¼ N) sebagian tergantung pada perkiraan dari suatu klien. kemungkinan kesalahan Probability of Default (PD).
• Clients
Adalah nasabah yang ingin mengajukan kredit
• Credit Risk Categories
Kategori resiko kredit dimana credit dikategorikan berdasakan kemungknan kredit tersebut memiliki resiko.
• Loan and Interest Rates
Tingkat pinjaman dan Suku bunga Pinjaman


Metodologi Penelitian Pengumpulan data : Manajemen resiko kredit menggunakan klien kedalam Kategori Resiko Kredit dengan kemungkinan kelalaian yang diperkirakan untuk masing-masing kategori. Karena kemungkinan kelalaian merupakan subjek pada ketidak-pastian dimana estimasi kerugian yang diperkirakan memberikan kelalaian pada suatu loan-book dapat menjadi subjek ketidak-pastian yang signifikan. Teori keputusan Info-Gap diperlukan untuk membuat loan-book portofolio yang optimal karena sempurna melawan ketidak-pastian.

Obyek penelitian : Manajemen resiko kredit menggunakan klien kedalam Kategori Resiko Kredit dengan kemungkinan kelalaian yang diperkirakan untuk masing-masing kategori












Model Penelitian




















Hipotesis
Dalam banyak kasus penilaian model parameter didasarkan pada ketidak-pastian, tidak dapat dibuktikan dalam beberapa hal, kehilangan data dsb. Sebagai hasil model perkiraan kemungkinan kelalaian juga tunduk kepada signifikansi ketidak-pastian tanpa atau dibentuk distribusi statistic. Dengan menggunakan metode Info-Gap Modelling maka diharapkan dapat menjawab semua kebuntuan ketidakpastian.










Hasil Penelitian Dengan perlakuan sejumlah pinjaman dalam CRCs sebagai variabel keputusan, optimalisasi dengan menggunakan variabel ini dapat memberikan pinjaman portfolio optimal yang memuaskan dan ini semua mencukupi target kebutuhan seperti yang diharapkan dari total kelalaian, dan peroleha laba menjadi lebih besar dari beberapa yang ditetapkan dalam total nilai buku pinjaman.

Implikasi
Manajerial
Suatu alat analisa manajemen tambahan untuk menerapkan information-gap modeling ke risiko kredit telah disajikan.

Keterbatasan Penelitian
Dalam ini hanya kelalaian atas spesifikikasi batasan waktu yang telah dipertimbangkan. Bagaimanapun, persyaratan performance menyatakan dalam kaitananya dengan kelalaian dan keuntungan atas berbagai batasan waktu yang mempertimbangkan transisi klien antara risiko kredit kategori dari waktu ke waktu dapat juga disatukan ke dalam suatu analisis info-gap.